Kenalilah Keahlianmu, dan Tunjukkan !! (Part 2)
Menelisik Keahlian
Begitu banyak ragam
bidang keahlian yang ada di dalam diri manusia, tetapi sebagian orang masih
belum menyadari minat dan bakat tersebut. Jadi, apa sebenarnya istilah bidang
keahlian itu?
Definisi mengenai
istilah bidang keahlian memang memiliki banyak prespektif. Namun, --dikutip
dari Wikipedia--
bahwa definisi bidang keahlian ini dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang
dalam menguasai suatu teknik tertentu sesuai dengan aturan dan standar yang
telah ditetapkan, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Misalnya,
seorang yang dikatakan ahli dalam bidang musik, maka ia harus mampu memainkan
alat musik, bernyanyi ataupun menjadi pemimpin sebuah orkestra.
Begitu juga seseorang yang ahli dalam bidang seni rupa maka ia tentu harus
mampu untuk melukis, menggambar, mengukir patung, ataupun mendesain sebuah
outlet, interior dan lain sebagainya.
Siapapun bisa
menguasai suatu bidang keahlian tanpa memandang status, usia, gender, ataupun
profesi. Seperti salah satu dosen Matematika di Universitas Islam Maulana Malik
Ibrahim Malang yang menguasai bidang seni. Beliau mampu menggambar, mendesain,
dan menguasai beberapa hal yang terkait dengan seni. Hal ini menunjukkan bahwa,
selain memiliki kecerdasan logis-matematis, beliau ternyata juga menguasai
bidang kesenian. Jadi, tak menutup kemungkinan untuk semua orang, siapa, kapan,
dan dimana saja orang itu dapat berusaha untuk menguasai suatu materi atau
bidang yang disenangi.
Kapan
seseorang itu mulai dapat mengembangkan minat dan bakatnya? Untuk mengetahui
kapan, maka kita harus mengetahui pengertian dari istilah bakat itu sendiri.
Dilansir dari
Wikipedia, bakat adalah sebuah keunggulan alamiah yang terdapat di dalam diri
seseorang dan menjadi pembeda antara orang itu dengan yang lain. Kata kunci
yang bisa kita ambil dari pengertian di atas adalah “keunggulan alamiah”. Berarti bakat itu adalah sebuah keunggulan yang dimiliki seseorang sejak
lahir, tetapi belum sepenuhnya nampak ketika kemampuan itu belum diasah atau
dilatih secara kontinu untuk dapat mencapai hasil yang maksimal.
Oleh karena itu,
sebagian besar orang mampu memulai untuk mengembangkan minat dan bakat mereka
sejak dini. Dan kemampuan ini pun cenderung
sudah bisa dilihat pada masa anak-anak usia pra TK. misalnya jika mereka senang
dengan menggambar, maka mereka akan menggambar disela-sela kesempatan yang ada. Seperti
di kelas, mereka akan menggambar sebuah robot ketika guru sedang menjelaskan
sebuah materi. Karena pada umumnya, anak-anak tidak memperdulikan hal-hal yang
kurang menarik perhatiannya.
Ada anak yang
memiliki nilai bagus pada ujian matematika, ada juga
anak yang senang bernyanyi, dan bahkan ada juga anak yang tertarik pada
elektronik. Dari sinilah, ternyata bakat bisa juga dilihat dari kegiatan apa
yang mereka senangi, atau kegiatan yang sering mereka lakukan. Oleh karena itu
sebagai orang tua, mereka juga harus peka terhadap minat dan bakat anak-anak
mereka. Sehingga orang tua tidak salah kaprah dan kemudian
melarang atau bahkan menyuruh anak mereka berhenti untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang merupakan bakat
dan minat mereka.
Tidak ada kata
terlambat untuk seseorang yang ingin mengembangkan minat dan bakatnya. Seperti
keterangan di atas bahwa mulai usia dini, anak-anak cenderung sudah
memperlihatkan kesenangan atau bakat mereka. Tetapi bagi orang yang memiliki
kesenangan baru? Tidak masalah bagi mereka untuk mempelajari dan mengembangkan
kesenangan itu. Tidak ada batasan waktu yang membatasinya. Hanya saja orang
tersebut harus memiliki tekad kuat dan keinginan yang besar untuk bisa
menguasai bidang kesenangannya itu secara cepat dan maksimal.
Selain itu, tidak
jarang juga ada orang yang mengalami transformasi mimpi. Dimana mereka mengubah
mimpi awal mereka dengan mimpi yang baru. Karena hal tersebut dipengaruhi oleh
keinginan atau minat baru yang baru saja mereka sadari dan mereka tekuni.
Contohnya seperti
saya. Pada
awalnya saya ingin menjadi seorang desainer yang professional. Kemudian
berubah ingin menjadi seorang pendidik. Karena ketika awal memasuki Sekolah
Menengah Atas (SMA), saya memilih bersekolah di SMK Negeri 4 di Kota
Malang dan berniat untuk menekuni jurusan Persiapan Grafika,. Di
mana jurusan tersebut mempelajari kegiatan-kegiatan pra-cetak, seperti: Desain
Grafis, Setting (Layouting), dan Fotoreproduksi.
Namun mimpi saya berubah seketika ketika saya diterima di universitas yang berlatar belakangkan Islam, yaitu di Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang. Saya mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Tak jarang juga orang merasa terheran-heran karena jurusan yang saya ambil begitu bertolak belakang dengan jurusan pertama saya. Dari teknik ke keguruan. Namun dari situlah saya masih berharap bahwa suatu saat saya bisa mengaplikasikan kemampuan saya ke dalam kedua bidang yang berbeda. Karena tidak ada ilmu yang sia-sia.
Namun mimpi saya berubah seketika ketika saya diterima di universitas yang berlatar belakangkan Islam, yaitu di Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang. Saya mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Tak jarang juga orang merasa terheran-heran karena jurusan yang saya ambil begitu bertolak belakang dengan jurusan pertama saya. Dari teknik ke keguruan. Namun dari situlah saya masih berharap bahwa suatu saat saya bisa mengaplikasikan kemampuan saya ke dalam kedua bidang yang berbeda. Karena tidak ada ilmu yang sia-sia.
Komentar
Posting Komentar