Complicated Love
Cinta….
Is
complicated -_-
Nyocokin
dua hati ke dalam satu cinta itu ga mudah, guys !
Butuh
komitmen tinggi dan kesadaran masing-masing agar perjalanan cinta itu ga
amburadul di tengah jalan. Karena ga bisa dipungkiri juga pemuda itu
ditakdirkan sebagai makhluk yang terombing-ambing alias galawers sejati. -_-
Masa
muda nih emang waktu yang pas banget buat ber-galaw-galaw-ria. Karena apa ? Di
masa muda itu adalah
tempatnya
para teenagers menyelami
lautan pinkqu yang dinamakan “cinta”. Yah gitu deh,
kenal sama si A, si B, si C yang harapannya barangkali bisa jadi jodoh mereka,
tapi ternyata masih aja bukan. And galaunya jadi pemuda itu, kalau jadi jomblo
ga mau, tapi kalau mau nikah juga ortu masih pada belom mau. Si A merhatiin, si
B nanyain, si C mepetin. Nah, kita sebagai pemuda yang unyu-unyu kan jadi galaw
(curcol). Gimana sebaiknya pemuda itu mengambil tindakan. Pacarin juga ogah
karena males dengan hidup yang terkekang. Dan sekarang ada dua pilihan, apakah
kita sebagai pemuda muslim/ah harus ngempet sampe mampet waktu ngliat doi
kliweran di pelupuk mata, ato kita sebagai pemuda yang gahol harus EGP and trus
nambahin koleksi para mantan-mantan? Bener-bener complicated. Dilihat dari
kedua opsi di atas emang ga ada yang menyehatkan. Sakit hati sama sakit
pikiran. Di kuras semua. Apa lagi orang yang lagi putus cinta. Jangan dikira si
cewe kalo minta putus ga ada beban. Apa lagi kalo pas saat-saat terakhir si
cewe bilang “Aku masih sayang sama kamu”, itu artinya si cewe emang ngerasain
galaw yang hebat sebelum dia memutuskan untuk berpisah. Selain itu, artinya
perkataannya juga emang beneran terjadi keles, bukannya cari sensasi biar
gokil. Tapi beda lagi situasinya kalo di saat-saat terakhir si cewe malah
bilang: “Maaf ya, karena aku telah menemukan yang lain”. Naaah, dijamin dah
kalo si cewe bilang kaya gitu artinya ga ada rasa galaw yang menyelimutinya
ketika dia pengen pisah, karena udah ada pengganti yang lebih kece yang siap
nampung jomblonya dia. hehe…
Selain
itu, orang yang berpasang-pasangan itu bisa diibaratkan sebagai sebuah pohon.
Kok bisa? Kepo ya… Kita bisa berimajinasi bahwa cinta sebagai akar, komitmen
sebagai batangnya, sedangkan rasa kasih sayang, perhatian, pengertian,
perlindungan, rasa cemburu dan bumbu-bumbu cinta yang lain dijadikan sebagai
daun-daunnya, dan buah pun bisa dijadikan sebagai anak, rumah dan segala
sesuatu yang dihasilkan dari usaha dan kerja keras berdua (so swiiiit
>_<).
Pohon
itu akan kuat bila mempunyai akar yang kuat dan batang pohon yang kokoh.
Semakin kokohnya batang pohon, maka ia tidak akan mudah terhempas oleh angin.
Begitu juga dengan orang yang berpasangan. Semakin kuat cinta, maka ia akan
membentuk komitmen yang kokoh. Semakin kokohnya komitmen, maka hubungan mereka
tidak akan mudah tergoyahkan dengan segala macam cobaan dan ujian yang siap
menerpa kokohnya komitmen mereka. Selain itu dilanjutkan dengan dedauan,
semakin lebat dedaunan, akan semakin rindang pohon tersebut dan banyak orang
senang berteduh di bawah pohon itu. Sama halnya dengan orang yang berpasangan,
semakin banyaknya bumbu-bumbu cinta yang diberi, maka akan semakin berwarna dan
bervariasi perjalanan cinta sejoli itu. Dengan keharmonisan yang terlihat maka
akan banyak orang mendoakan atas kelanggengan dua sejoli itu (beda lagi
urusannya sama orang yang sirik tanda tak mampu). Dan mereka tidak akan merasa
bosan dan apa lagi kekurangan dengan segala macam bentuk kasih sayang yang
telah diberikan oleh pasangan mereka masing-masing.
Yaah,
tapi kita sudah mengetahui secara pasti bahwa kehidupan yang sebenarnya tidak
selalu sesempurnya seperti pohon itu. Mungkin ada yang memiliki batang kecil
namun masih bisa memiliki banyak daun dan berbuah. Dan ada juga yang memiliki
daun yang lebat tapi tak berbuah. Semua tidak akan tahu sebelum seseorang
menghalalkan cinta mereka dengan sebuah ikatan pernikahan (ciye…). Meskipunlah
mereka sudah berpacaran hingga beberapa tahun, namun tetapi saja berbeda dengan
pasangan yang sudah menikah, karena mereka telah merasa memiliki tanggung jawab
yang tinggi yang memang harus dipikul bersama. Yang tidak hanya memberatkan
salah satu pihak saja. (Knapa jadi ngomongin pernikahan -_- ). Yah begitulah
pokoknya. Berdasarkan atas pemikiran ngawur, ngarang, ngasal, dan yang ga jelas
lainnya saya merumuskan cinta seperti itu. Selain untuk memenuhi target yang
sempat tertunda, lumayan bisa mengisi jam kosong yang tepatnya di jam kamar
saya menunjukkan 23.30 WIB (bahasa laen dari istilah ga bisa bobo). Tapi
Alhamdulillah saya senang dapat menyelesaikannya sebelum tenggat waktu yang
saya tentukan sendiri. Well, salam cinta dan salam perdamaian.
Komentar
Posting Komentar